Kanalberita.id, Palembang—PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) bersama Indonesia Stock Exchange (IDX) Sumsel mengedukasi calon investor yang didominasi generasi milenial.
Edukasi bagi calon investor milenial digelar pada kegiatan Forum Calon Investor dilaksanakan oleh IDX Sumsel dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Selatan Hari Mulyono di Palembang, Kamis (29/2/2024) lalu. Edukasi Forum Calon Investor menghadirkan pemateri Direktur Fungsi Keuangan Dan SDM PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) Rahmat Hidayat.
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) selaku anak usaha dari PT Semen Indonesia (SIG) pada forum calon investor mengambil tajuk PDKT : Pendekatan dengan yang punya slogan Kokoh & Tahan Lamo. Edukasi calon investor dihadiri 51 calon investor milenial diantaranya, mahasiswa dan pelaku bisnis yang ada di Kota Palembang.
Pada kesempatan tersebut, Rahmat Hidayat memaparkan peluang bisnis yang dihadirkan oleh SMBR meliputi kinerja bisnis, kinerja ESG (Environment, Social and Government) serta pencapaian. Dijelaskan Rahmat Hidayat, SMBR telah menunjukan pertumbuhan yang signifikan setelah bergabungnya dengan SIG pada tahun 2022. “Kami merasakan dampak positif yang besar setelah bergabung dengan SIG karena disupport dengan supply chain management yang terkonsolidasi. Kita simak dari kinerja produksi ditahun 2023, volume terak tumbuh 12,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu volume produksi semen juga tumbuh 7,5 persen. Lalu kinerja penjualan, volume penjualan semen terus tumbuh sebesar 7,6 persen hal ini seiring dengan sinergi jaringan logistik dalam grup yang membuka peluang bagi SMBR untuk meningkatkan utilitas pabrik,” ungkapnya.
Dalam market share, Rahmat mengungkapkan SMBR berhasil mempertahankan market share di wilayah Sumbagsel sebesar 33 persen. “Kita masih menjadi market leader termasuk di pasar utama yaitu Provinsi Sumsel dan Lampung,” tegasnya. Dari sisi kinerja keuangan SMBR mencatatkan kinerja keuangan yang terus tumbuh dan solid dalam tiga tahun terakhir. Sampai tahun 2023 terjadi peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan volume penjualan semen dan kontribusiatas penjualan produk derivative seperti white clay sehingga laba bersih SMBR terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini berdampak positif pada EBITDA yang terus tumbuh.
Lebih lanjut Rahmat Hidayat memaparkan, SMBR juga memiliki produk turunan yaitu white clay sebagai bahan baku dari pembuatan pupuk NPK (Nitrogen, Phospat, Kalium) yang merupakan salah satu strategis bisnis SMBR. White clay ini dihasilkan dari riset dan pengembangan yang dilakukan oleh Tim SMBR dan sudah ada hak patennya. “Alhamdullilah produk white clay yang kita hasilkan ini sudah ada hakpatennya yang diterbitkan oleh Kemenkumham, kita juga sebagai industri semen pertama di Indonesia yang berhasil menghasilkan white clay,” tutur Rahmat.
Selain itu, dalam paparannya Rahmat Hidayat menjelaskan kinerja ESG sebagai bagian dari keberlanjutan perusahaan. Dari sisi lingkungan, SMBR berhasil menurunkan emisi karbon berkat pengunaan bahan bakar alternatif melalui pengelolaan limbah sebagai pengganti batubara. “Kita bekerja sama dengan mitra penghasil limbah, dari limbah itu kita kelola dan kita manfaatkan menjadi bahan bakar alternatif ini juga bagian dari efisiensi operasi yang menghasilkan nilai tambah bagi SMBR dan tentunya pelestarian lingkungan. Lalu kita juga meraih PROPER Hijau, penghargaan ini sulit didapatkan, tapi kita berhasil, artinya kita melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik,” kata Rahmat.
Pada program tanggung-jawab sosial dan lingkungan, SMBR melalukan beberapa program antara lain Rumah BUMN Baturaja dan pengelolaan ekosistem pada area lahan bekas dengan pengelolaan sistem silvikultur menjadi habitat budi daya koloni lebah trigona (lebah klanceng). “Kita bantu UMKM di Baturaja lewat Rumah BUMN Baturaja, apalagi salah satu UMKM kita sudah menerapkan pelestarian lingkungan lewat Bayar Kopi Pakai Sampah yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten OKU”.
Pada sesi penutup acara, Rahmat mengingatkan kembali bahwa secara fundamental, produksi dan keuangan SMBR terus tumbuh serta adanya pengembangan lahan tambang untuk bahan baku serta diperkuat dengan bergabungnya SMBR ke SIG, maka peluang bisnis semakin luas. “Sekarang ini, SMBR tidak akan hanya fokus pada industri semen saja, tapi menjadi penyedia solusi bahan bangunan karena dukungan dari SIG yang memiliki sekitar 42 perusahaan, mulai dari anak usaha hingga cicit usahanya yang beragam industri, hal ini memberikan peluang bagi SMBR untuk melebarkan sayap bisnis kedepannya,” tutup Rahmat. (edo)