Pelatihan dan Kewirausahaan Lokal Menjadi Solusi Krisis Pengangguran di Daerah

oleh -50 Dilihat
Dosen Administrasi Publik FISIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA, Irsad Munawir, MSi
Dosen Administrasi Publik FISIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA, Irsad Munawir, MSi

Penulis : Irsad Munawir, MSi

Dosen Administrasi Publik FISIP

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 

Krisis pengangguran merupakan masalah ekonomi yang terus menghantui Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang belum sepenuhnya berkembang. Pengangguran bukan hanya berdampak pada individu yang kehilangan mata pencaharian, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup keluarga, serta menyebabkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas. Menurut data International Monetary Fund (IMF) dalam Laporan World Economic Outlookyang dirilis April 2024, pengangguran di Indonesia mencapai 5,2% di bulan April yang menjadikan Indonesia negara dengan tingkat penggangguran tertinggi di ASEAN. Dari peliknya permasalahan ini, salah satu cara yang dapat diupayakan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memfokuskan pada pelatihan keterampilan dan pemberdayaan kewirausahaan lokal. Dalam konteks ini, pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi daerah dan pengembangan kewirausahaan lokal dapat menjadi solusi konkret untuk menanggulangi permasalahan ini. Dengan memberikan keterampilan yang relevan serta dorongan untuk berwirausaha, masyarakat setempat akan lebih mampu mengakses lapangan kerja yang lebih luas atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Di banyak daerah, terutama di pedesaan atau wilayah yang lebih terpencil, tingkat pengangguran sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota besar. Kurangnya lapangan pekerjaan, terbatasnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas, serta rendahnya daya saing keterampilan masyarakat menjadi faktor utama yang memperburuk situasi ini. Selain itu, banyak daerah yang belum mampu menarik investor untuk membuka usaha atau industri besar karena keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia yang terampil. Sebagian besar masyarakat di daerah tersebut bergantung pada sektor pertanian atau pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan tinggi, yang sering kali menghasilkan pendapatan yang tidak stabil. Selain faktor ekonomi, masalah pengangguran di daerah juga berhubungan dengan ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses pendidikan dan pelatihan yang tepat. Banyak orang muda di daerah terpencil yang tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja modern, seperti keterampilan di bidang teknologi, desain, atau manajemen. Hal ini menjadikan mereka kurang kompetitif di pasar kerja, sehingga lebih mudah jatuh ke dalam kemiskinan dan ketergantungan pada pekerjaan yang tidak produktif.

Baca Juga :  TINDAK BULLYING TERHADAP SISWA SERTA SOLUSINYA

Pelatihan keterampilan merupakan salah satu langkah utama yang dapat membantu mengatasi pengangguran di daerah. Program pelatihan yang dirancang dengan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan pasar lokal akan memberikan masyarakat keahlian yang dapat diterapkan dalam pekerjaan yang ada. Misalnya, di daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian, pelatihan mengenai pertanian organik, teknik pemeliharaan tanaman yang efisien, atau pengolahan hasil pertanian dapat membuka peluang usaha baru. Begitu pula di daerah pesisir, pelatihan di bidang perikanan atau pariwisata berbasis kelautan dapat menjadi pilihan yang sangat relevan. Pelatihan tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga soft skills yang mendukung kesuksesan dalam dunia kerja, seperti kemampuan berkomunikasi, manajemen waktu, serta kemampuan bekerja dalam tim. Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat dapat meningkatkan keterampilan mereka untuk memasuki pasar kerja yang lebih luas. Selain itu, pelatihan yang berbasis teknologi juga perlu dipertimbangkan. Mengingat perkembangan pesat di dunia digital, kemampuan mengoperasikan perangkat digital atau platform e-commerce menjadi keterampilan yang sangat diperlukan. Dengan adanya pelatihan di bidang ini, warga daerah dapat memanfaatkan teknologi untuk mengakses pasar yang lebih luas, baik dalam penjualan produk lokal atau dalam memasarkan jasa.

Baca Juga :  DAU 2023: Pola Belanja Lebih Fokus Untuk Pemerataan Dan Kinerja Daerah Yang Semakin Baik

Setelah memperoleh pelatihan, langkah berikutnya adalah mengembangkan kewirausahaan lokal. Masyarakat yang telah terlatih akan lebih percaya diri untuk membuka usaha mereka sendiri. Pemerintah dan lembaga swasta harus berperan aktif dalam menciptakan iklim yang mendukung kewirausahaan, dengan memberikan akses modal, pembinaan, dan pemasaran untuk produk-produk lokal. Kewirausahaan lokal memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkembang dari potensi lokal akan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya beli masyarakat setempat. Misalnya, produk-produk lokal yang unik dan memiliki nilai tambah, seperti kerajinan tangan, makanan khas daerah, atau produk pertanian organik, dapat menarik perhatian pasar luar daerah atau bahkan internasional. Dengan memanfaatkan platform digital, produk lokal ini dapat dipasarkan ke pasar yang lebih luas tanpa terbatas oleh lokasi geografis.

Lebih lanjut, kewirausahaan lokal juga dapat menciptakan efek domino positif dalam komunitas. Ketika satu usaha berkembang, ia akan membuka peluang kerja baru, memberikan inspirasi bagi masyarakat lain untuk berwirausaha, dan membangun ekosistem ekonomi yang lebih inklusif. Para pengusaha lokal yang sukses akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pekerjaan yang hanya mengandalkan sektor formal atau industri besar.

Meski memiliki potensi besar, program pelatihan dan pengembangan kewirausahaan lokal tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses terhadap sumber daya dan infrastruktur yang memadai, seperti fasilitas pelatihan, mentor yang kompeten, serta modal awal untuk memulai usaha. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan menjadi sangat penting dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan. Selain itu, akses kepada pembiayaan yang terjangkau, seperti kredit mikro atau dana hibah, juga perlu diperluas untuk memberikan kesempatan bagi pengusaha lokal untuk memulai usaha mereka. Penting juga untuk memastikan bahwa program pelatihan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasar dan berkembang sesuai dengan perubahan tren industri. Pelatihan harus dilakukan secara terus-menerus dan diperbaharui agar dapat mengakomodasi kemajuan teknologi dan perkembangan pasar. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya memiliki keterampilan yang sesuai dengan kondisi saat ini, tetapi juga dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi.

Baca Juga :  Awal Penyaluran Dana Desa Oleh KPPN Baturaja Tahun 2023

Pelatihan keterampilan dan pengembangan kewirausahaan lokal adalah solusi yang efektif dalam mengatasi krisis pengangguran di daerah. Dengan memberikan keterampilan yang relevan dan mendukung para individu untuk memulai usaha mereka sendiri, peluang ekonomi di daerah dapat meningkat. Masyarakat yang terlatih akan memiliki kemampuan untuk membuka usaha atau memasuki pasar kerja yang lebih luas, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, dengan dukungan dari berbagai pihak, program pelatihan dan kewirausahaan lokal dapat menjadi katalisator utama dalam mengurangi tingkat pengangguran dan memperbaiki perekonomian daerah. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan ekosistem kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan. (***)

Print Friendly, PDF & Email

No More Posts Available.

No more pages to load.